PAPER
PERISTIWA-PERISTIWA
PADA MASA TRIBULASI DALAM KITAB WAHYU
Paper Ini Dibuat
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mata Kuliah
Dogmatika IV
(Eskatolgi)
![]() |
Disusun Oleh:
Disusun oleh:
Nama :
Sayani Hia
Semester :
IV (Empat)
NIM : 130203
Mata Kuliah : Dogmatika IV (Eskatologi)
Dosen :
Ev. Arrhenius
Petwien Gunde, M.Th
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHESDA
BEKASI,
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Masa
Kesengsaraan atau masa Tribulasi merupakan suatu peristiwa masa depan yang
diungkapkan oleh Rasul Yohanes dalam kitab Wahyu. Masa tersebut kemudian banyak
diperbincangkan dan beberapa orang Kristen memberikan pernyataan yang berkaitan
tentang waktu dari masa kesusahan ini. Salah satunya adalah pernyataan tentang
masa lalu di tahun 2012, merupakan suatu masa dari masa Tribulasi.
Sakit-persalinan
sudah selesai, ini adalah masa kesengsaraan (Tribulasi). Bagi mereka yang
sekarang masih meragukannya, ini adalah masa kesengsaraan yang terkasih. Kalian
akan melihatnya sedikit dan kemudian AKU akan memberikan tanda untuk Kedatangan
ANAKKU yang segera. DIA akan datang sangat segera sekarang, jadi jangan biarkan
diri kalian terganggu atau disesatkan oleh sesuatu atau seseorang.[1]
Kemudian
pernyataan Leo Zagami, seorang keturunan keluarga Illuminati, yang telah pindah
agama, dan memilih Islam sebagai agama barunya.
Dia
mengatakan bahwa dunia sedang memasuki masa tujuh tahun
"kesengsaraan" yang akan diisi dengan berbagai gejolak dan kerusuhan
sosial, gejolak keuangan dan perang di Timur Tengah. Amerika Utara terlindungi
akan tetapi tidak akan bertahan lama. Dia mengharapkan kita akan "melihat
cahaya" pada tahun 2019 namun ia "tidak tahu berapa banyak yang
akan bertahan hidup." Dia menyebutkan rencana Illuminati untuk membunuh
3/4 dari penduduk dunia
tetap sesuai rencana. Leo percaya bahwa Paus Benediktus
adalah Anti-Kristus. Dia mengatakan lawan-lawannya dan Vatikan berada dalam
kubu yang melawan Berlusconi. Paus mengucilkan Berlusconi.[2]
Masa tujuh tahun ini akan dimulai
sejak 21 Desember 2012, “Dengan berlalunya
tanggal 21 Desember 2012 dan tidak terjadi apa-apa, maka hal itu merupakan awal
kekacauan yang akan berlangsung selama tujuh tahun. Selain itu ramalan yang
fenomenal tentang kiamat adalan ramalan dari suku Maya, yang menyatakan bahwa
21 desember 2012 adalah akhir dari peradaban manusia. Harold V. Lolowang
dalam buku 2012 Akhir Zaman Atau Zaman Baru? Mengatakan:
Konon
informasi ini didapatkan dari astronom purba suku Maya yang pernah hidup di
sekitar Meksiko, Honduras dan Guatemala sekarang. Berdasarkan manuskrip
peninggalan suku Maya, diramalkan bahwa pada 21 Desember 2012 akan muncul
gelombang galaksi yang sangat dahsyat yang menyebabkan bumi terguncang. Bumi
akan seperti pesawat yang tak berdaya yang terguncang-guncang memasuki daerah
turbulensi. Akibatnya segala aktivitas di bumi akan terhenti karena bumi akan
terbongkar dan porak- poranda. Nasib bumi akan berakhir pada hari yang
penuh tanda tanya itu.[3]
Pernyataan-pernyataan
ini tidak lantas dapat dibenarkan, sebab banyak bukti Alkitab yang tidak sesuai
dengan apa yang dinyatakan tersebut. Sebab rasul Yohanes telah menuliskan
dengan seksama bahwa peristiwa Masa Kesengsaraan akan dinyatakan dengan
berbagai macam peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh
karena latar belakang masalah di atas, maka penulis akan menulis paper dengan
judul “Peristiwa-Peristiwa Pada Masa Tribulasi
Dalam Kitab Wahyu”.
2.
POKOK MASALAH
Sesuai dengan latar belakang yang penulis
paparkan di atas maka ada beberapa pokok masalah yang akan di jelaskan dalam
paper ini, untuk memberikan pengertian kepada para pembaca supaya lebih
memahami apa itu Tribulasi dan peritiswa apa saja yang termasuk dalam Tribulasi.
Pokok masalah yang
akan dibahas dalam paper ini adalah sebagai berikut:
·
Apakah yang
dimaksudkan oleh masa Tribulasi?
·
Apakah Tujuan Tribulasi?
·
Apakah
peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa Tribulasi?
3.
TUJUAN PENULISAN PAPER
Tujuan penulisan paper
ini adalah sebagai berikut:
·
Memberikan penjelasan
dan pembahasan tentang Tribulasi.
·
Memberikan pemahaman
tentang tujuan Tribulasi dan kapan Tribulasi itu terjadi.
·
Membahas dan
menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Tribulasi.
BAB II
MASA TRIBULASI
1.
TRIBULASI
Masa Tribulasi
sering juga disebut dengan Masa Kesengsaraan, yaitu suatu masa yang akan
berlangsung setelah pengangkatan gereja Tuhan dan berakhir pada pemerintahan
kerajaan seribu tahun. Kata "kesengsaraan" berasal dari kata Yunani thlipsis yang berarti “penderitaan,
keadaan yang menyusahkan.” Secara umum kata ini digunakan untuk berbagai macam
pencobaan, penderitaan atau tekanan yang dialami oleh manusia sepanjang hidup,
dan yang paling utama adalah gereja dan kesusahannya di dunia ini ( Kis 7:10-11;
11:19; Rom 5:3;. Wahyu 1:9; 2:9, 10, 22).[4]
Menurut Welly Pandensong dalam bukunya
Eskatologi biblika Tribulasi adalah
Tribulasi
adalah masa kesengsaraan yang dahsyat sebagai akibat dari tindakan Antikristus
dan murka Allah yang sangat mengerikan yang menimpa semua umat manusia yang
diam di bumi pada saat itu (Why. 3:10).[5]
Masa Tribulasi
ini dituliskan dalam Wahyu 4-18, yang diuraikan dengan berbagai macam peristiwa
alam yang akan terjadi. Masa ini merupakan masa yang akan dijalani dengan penuh
kesusahan dan kesengsaraan oleh seluruh makhluk yang ada di bumi. “Penghukuman Allah secara universal akan
membawa dampak yang sedahsyat air bah pada masa Nuh (Kej. 6). Charles C. Dalam
bukunya Theologi Dasar 2 mengatakan bahwa
Dalam menjelaskan masa
kesusahan besar, Tuhan berkata bahwa masa ini akan menjadi masa „yang belum
pernah terjadi, sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan pernah
terjadi lagi‟ (Matius 24:21). Waktu ini merupakan waktu kesusahan yang unik
dalam sejarah dunia. Ada banyak kesusahan atau kesulitan hidup oleh karena
Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan murid-murid-Nya, “Dalam dunia kamu
menderita penganiayaan.” (Yoh. 16:23. Dua ciri yang akan membedakan Masa
kesusahan dari kesulitan lainnya. Pertama, Masa Kesusahan Besar ini terjadi di
seluruh dunia, tidak di suatu tempat saja, seperti yang dikatakan dalam janji
pembebasan (Wahyu 3:10) dan sebagaimana dijelaskan secara rinci tentang
penghakiman dalam kitab Wahyu. Penganiayaan di suatu tempat dan malapetaka pada
saat ini bukanlah permulaan Masa Kesusahan, sebab waktu itu akan mempengaruhi
seluruh dunia.[6]
Masa
Kesengsaraan atau Tribulasi merupakan suatu masa yang telah lama dinubuatkan,
dan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama telah berulang kali menyatakan tentang
kedahsyatan hari itu. Yoel 2:2, “Suatu
hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti
fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang
serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah
itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.”
Zefanya
1:18, “Mereka tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka pada hari
kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburu-Nya;
sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya terhadap segenap
penduduk bumi.” Penggambaran yang begitu
dahsyatnya tentang suatu hari dari dicurahkannya kebinasaan atas seluruh
bumi. Masa Kesusahan Besar ini sering
disebutkan sebagai Hari TUHAN, (Zefanya 1:14), hari yang tidak akan belum
pernah terjadi dan tidak akan pernah lagi terjadi setelah masa itu berlalu.
Pada
zaman Perjanjian Lama, nabi-nabi menyinggung Masa Tribulasi ini sebagai Hari
Tuhan. Dan menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini memberikan beberapa pengertian
tentang hari Tuhan sebagai berikut:
Jadi Hari
TUHAN ialah saatnya Yahweh secara aktif bertindak menghukum dosa yang sudah
mencapai puncaknya. Hukuman ini bisa
saja datang melalui penyerbuan (Amos 5 dan 6; Yesaya 13; Yehezkiel 13:5), atau
melalui bencana alam, seperti serangan belalang (Yoel 1 dan 2). Semua campur tangan yang lebih kecil mencapai
puncaknya pada kedatangan Tuhan secara nyata.
Pada hari itu orang yang bertobat dan percaya akan diselamatkan (Yoel
2:28-32), tapi orang yang tetap memusuhi Tuhan, biar Yahudi atau bukan, akan
dihukum. Hari itu mempunyai
akibat-akibat alami juga terhadap alam semesta.[7]
Penindasan
luar biasa dilakukan oleh kekaisaran Roma yang bangkit kembali sebagaimana di
jelaskan di dalam Dan. 7:7-8. Binatang yang dilukiskan dalam wahyu 7-8
merupakan profil baru kekaisaran roma dengan sepuluh tanduknya, yaitu
menggambarkan sepuluh raja dalam kerajaan. Kekaisaran tersebut akan
diperintahkan oleh seorang ditaktor, yakni tanduk kecil yang digambarkan dalam
Daniel 7:8, atau Antikristus yang menentang Kristus dan menghujat Allah serta
warga sorga (Why. 13:5-10).
Pada
awal Tribulasi pemimpin durhaka itu, membuat perjanjian dengan Israel.
Perjanjian tersebut akan mempersatukan blok tersebut dengan bangsa Yahudi,
sehingga bangsa pilihan Allah tersebut dapat mulai membangun kehidupan agama
Yahudi seperti dahulu kala.
Perlindungan
Antikristus terhadap bangsa Yahudi tersebut memungkinkan Israel untuk membangun
Bait Allah di Yerusalem (Why. 7:15; 11:1; 15:8) sebagai pusat kegiatan
keagamaan mereka. Tetapi ditengah masa kesusahan manusia durhaka itu memutuskan
perjanjian damai dengan bangsa Israel. Ia menghujat Allah serta meminta dunia
untuk menyembahnya sebagai Allah (Why. 13:8).
2.
TUJUAN TRIBULASI
Alkitab menyebutkan adanya beberapa tujuan
dari masa kesengsaraan (Tribulasi). Dalam buku Eskatologi Biblika yang ditulis
oleh Welly Pandensong mencatat tujuan Tribulasi yaitu
a. Tribulasi
mempersiapkan Israel sebagai bangsa untuk menyambut dan menerima kedatangan
mesias. Sebab itu Tribulasi disebut masa “kesusahan bagi Yakub”. Dengan adanya
kesukaran yang dahsyat banyak orang Yahudi akan bertobat (Wahyu 7:1-8).
b. Tribulasi
memberikan kesempatan teralhir bagi bangsa-bangsa lain untuk menerima Yesus
(Wahyu 7:9).
c. Tribulasi
menjadi hukuman atau murka yang setimpal bagi bangsa-bangsa atau orang yang
menolak Kristus (Why.3:10; 6:5).[8]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa tujuan Tribulasi. Pertama, Tribulasi adalah untuk membuktikan
kepalsuan pernyataan Iblis (Kej. 3:1-7). Kedua, untuk mempersiapkan para martir
dan himpunan bangsa-bangsa non-Yahudi yang percaya sehingga mereka masuk
kedalam kerajaan seribu tahun (Wahyu 6:9-11). Ketiga, Tribulasi adalah untuk
menghukum dan membasmi orang-orang atau bangsa kafir yang menolak Kristus (Why.
19:15,21).
3.
PERISTIWA-PERISTIWA PADA MASA TRIBULASI
Ada
berbagai macam peristiwa yang akan terjadi selama masa Tribulasi. Hal ini digambarkan dengan begitu mengerikan
oleh kitab Wahyu 6-19.“Disamping itu terdapat selingan berupa
peristiwa-peristiwa di antara kejadian-kejadian dahsyat di masa Tribulasi
(antara Ps. 4-18). Dalam buku Eksposisi
kitab Wahyu yang ditulis oleh Chris Marantika menuliskan beberapa
selingan-selingan tersebut antara lain:
1. 144.000 orang beriman asal Yahudi yang
dimateraikan (7:1-8).
2. Orang-orang percaya non-Yahudi di masa Tribulasi
(7:9-17).
3. Malaikat tertinggi yang kuat dengan gulungan
kecil (10)
4. Dua saksi (11:3-12).
5. Israel dan Naga (12).
6. Dua bintang besar (13).
7. 144.000 bersama Kristus di Zion (14:1-5).
8. Dua malaikat dengan Injil kekal (14:6-7).
9. Pengumuman tentang kejatuhan Babel (14:8).
10. Peringatan terhadap para penyembah bintang itu
(14:9-12).
11. Tuaian dan kilangan (14:14-20).
12. Penghancuran Babel (17:1-19:3).[9]
Charles C. Ryrie, dalam bukunya Teologi Dasar 2 menuliskan
bahwa: Wahyu 6-19 menjelaskan Masa
Kesusahan dengan rinci. Kita membaca bahwa ada tiga seri penghukuman. Seri
pertama dihubungkan pada pembukaan tujuh materai dari satu gulungan, yang kedua
dihubungkan pada peniupan sangkakala, dan yang ketiga pencurahan isi tujuh
cawan.[10]
Berikut ini uraian kejadian dahsyat yang akan
berlangsung dan silih berganti selama Masa Kesusahan Besar itu berlangsung.
1)
Tujuh Materai
Wahyu
5:1 menjelaskan bahwa Yohanes melihat Dia yang duduk di atas takhta sedang
memegang sebuah gulungan kitab di tangan kanan-Nya. Pada gulungan kitab itu
terdapat tulisan di sebelah dalam dan di sebelah luarnya. Gulungan kitab ini
memiliki materai sebanyak tujuh buah materai, yang kemudian menyatakan
penghakiman bagi dunia ini.
Satu
persatu materai dibuka oleh Anak Domba dan setiap pembukaan materai demi
materai dari gulungan kitab itu, akan diikuti dengan terjadinya bencana di atas
bumi. “Ingatlah, hukuman ini berasal
dari surga, bukan dari Iblis atau Anti-Kristus. Bumi ini dihakimi Allah. Juga,
gulungan kitab itu (surat wasiat untuk "barangsiapa yang menang")
sedang dibuka oleh Tuhan, bukan oleh Iblis.”[11]
Peristiwa
yang terjadi diakibatkan oleh pembukaan materai menunjukkan bahwa kedahsyatan
peristiwa itu menghancurkan dan membinasakan sebagian besar dari manusia yang
ada di dunia. Peristiwa pada Masa Tribulasi hanya berlangsung selama tujuh
tahun, ini menunjukkan bahwa zaman sekarang ini tidak termasuk dalam Masa Tribulasi.
Berikut ini menjelaskan tentang peristiwa dari pembukaan tujuh materai :
Materai
pertama memperlihatkan
seekor kuda putih yang ditunggangi oleh seorang pemenang yang mengenakan
mahkota kemenangan (Why. 6:2). Namun, penunggang kuda tersebut berbeda dengan
penunggang kuda putih dalam Why. 19:11-12 yaitu Kristus yang turun dari sorga dengan mengenakan mahkota bersama
para saleh-Nya untuk mengalahkan Antikristus menjelang kerajaan seribu tahun.
Kuda putih ini menunjuk kepada Antikristus sebagai pahlawan tanpa tandingan dan
tak terkalahkan dalam pemerintahannya (Why. 13:4) sebelum ia dihancurkan oleh
Kristus (Why. 19:19-20).
Materai
kedua memperkenalkan seekor kuda merah padam
sebagai gambaran dari peperangan dan pertumpahan darah yang akan terjadi di
dalam masa Tribulasi (Why. 6:3-4). Materai kedua mengungkapkan tentang adanya
peperangan besar yang akan terjadi menjelang kedatangan Kristus yang ke dua ke
bumi (Mat. 24:6-7). Namun pada akhirnya, Kristus akan menumpaskan dan
menaklukkan mereka sehingga menimbulkan kekalahan yang sangat memalukan pada
pihak musuh (Yes. 27:1, 41:2, 65:12).
Materai
ketiga menunjukkan
seekor kuda hitam yang ditunggangi oleh seorang yang memegang timbangan di
tangannya. Ini menggambarkan bencana kelaparan dahsyat yang melanda dunia.
Perkataan secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar, tetapi janganlah
rusakkan minyak dan gandum itu (Why. 6:5-6), menerangkan tragedi berdarah
melalui peperangan yang melanda dunia dan meyebabkan timbulnya kelaparan yang
dahsyat. Kelaparan tersebut khusus daerah pertempuran.
Materai
keempat memperlihatkan
seekor kuda hijau kuning yang menggambarkan bencana kematian yang mengakibatkan
seperempat dari penduduk dunia musnah, baik melalui pedang, kelaparan, wabah
sampar ganas dan binatang-binatang buas (Why. 6:7-8).
Welly
pandensong mencatat pada suatu ketika
masa tribulasi akan terjadi tragedi dan malapetaka yang sangat mengerikan,
yaitu adanya kematian dari sejumlah besar penduduk bumi yang diakibatkan oleh
kumulasi peperangan yang terjadi, baik yang tinggal di pedalaman, dipedesaan,
hingga di daerah dan perkotaan.[12]
Materai
kelima memperkenalkan jiwa-jiwa yang
terbunuh di bawah mezbah karena memberitakan Firman Allah atau karena kesaksian
tentang Kristus di masa tribulasi (Why. 6:9-11). Penderitaan yang tidak
terlukiskan ini membuktikan kebenaran ungkapan dan peringatan Yesus yang menyatakan
bahwa masa itu merupakan hari malapetaka sedunia yang tidak ada taranya (Mat.
24:21).
Materai
keenam memperkenalkan gempa bumi yang
dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi
merah bagaikan darah. Bintang-bintang
berjatuhan, langit menyusut, gunung-gunung dan pulau tergeser dari tempatnya.
Semua orang bersembunyi di dalam gua dan celah-celah batu karang (Why.
6:12-17).
Materai
ketujuh Sorga sunyi
senyap selama setengah jam dan ketujuh malaikat berdiri dihadapan Allah dan
kepada mereka diberikan tujuh sangkakala (Why. 8:1-2).
2)
Tujuh Sangkakala
Tujuh
sangkakala merupakan peristiwa setelah ketujuh materai selesai dibuka Wahyu
8:2, “Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan
kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.”
Ketujuh malaikat yang memegang sangkakala ini akan secara bergantian
meniupkan sangkakala mereka, dan setiap bunyi sangkakala yang ditiupkan
menghasilkan penghakiman atas dunia ini (Wahyu 8-11).
Dimasa pertengahan Masa Kesusahan
(tiga setengah tahun) dalam hubungannya dengan Alkitab tidak menyatakannnya
dengan jelas, akan tetapi banyak orang yang berpikir bahwa pertengahan tersebut
pada sangkakala yang pertama atau hukuman bala yang pertama (merupakan yang
pertama atau sangkakala yang kelima). Penghakiman sangkakala terus berlanjut
sampai akhir tahun periode Masa kesusahan tersebut.[13]
Sangkakala
pertama mendatangkan
bencana yang menakutkan. Ia mengakibatkan hujan es dan api, bercampur darah,
dan semuanya itu dilemparkan kebumi maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan
sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau (Why.
8:7). Tindakan adikodrati Allah ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada
sistem kendali alam dan berdampak pada kehancuran panen dunia sehingga
kelaparan tidak dapat terelakkan.
Sangkakala
kedua menyebabkan sesuatu seperti gunung
besar yang menyala-nyala dilemparkan kedalam laut. Akibatnya sepertiga air laut
menjadi darah, sepertiga makhluk laut yang bernyawa mati, dan sepertiga
kapal-kapal dunia binasa (Why. 8:8-9). Kondisi dunia yang tidak kondusif karena
pencemaran alam mengancam kesehatan penduduk dunia.
Sangkakala
ketiga menyebabkan bintang besar bernama
Apsintus yang menyala bagaikan obor jatuh ke bumi dan menerpa sepertiga sungai-sungai
dan mata air tawar serta menyebabkan spepertiga dari air bersih di dunia
terkontaminasi dengan racun Apsintus yang mematikan sejumlah penduduk bumi
(Why. 8:10-11). Benda mematikan itu dipakai Allah untuk menghukum manusia
durhaka dan para pengikutnya dalam masa Tribulasi.
Sangkakala
keempat menimbulkan
kegelapan di bumi. Akibatnya sepertiga dari bumi, matahari, dan bulan terpukul
dan tidak berfungsi sehingga sepertiga
dari siang dan sepertiga dari malam tidak bercahaya (Why. 8:12). Kata celaka (Why.
8:13) yang di ulang tiga kali itu menerangkan bahwa semua murka tersebut
digenapi dan terjadi secara nyata dan literal serta dialami oleh semua penduduk
bumi yang menolak Anak Domba itu.
Sangkakala
kelima memperlihatkan bencana yang lebih
mengerikan yaitu bala belalang yang dahsyat seperti kuda perang yang memiliki
sengatan seperti kalajengking. Hewan mematikan tersebut di perintahkan Tuhan
untuk menyiksa semua orang di bumi yang tidak mengenakan materai Allah di
dahinya. Siksaan tersebut tidak dapat diatasi secara medis dan dapat dialami
secara sadar selama lima bulan tanpa penurunan rasa sakit (Why. 9:1-5).
sangkakala
keenam menyebabkan dilepaskannya dua puluh ribu
laksa pasukan tentara berkuda yang berasal dari dekat sungai Efrat untuk
membunuh sepertiga jumlah penduduk dunia saat itu (Why. 9:13-19). Kendaraan
perang yang terdiri dari kuda berkepala seperti singa, mulutnya mengeluarkan
api, asap, dan belerang serta memiliki ekor seperti ular menyebabkan
terbunuhnya sepertiga penduduk manusia.
Sangkakala
ketujuh mendorong
tampilnya paduan suara yang menyanyikan pujian bagi Kristus, Tuhan kita,
sebagai Raja yang perkasa untuk selama-lamanya (Why. 11:15-18).
Ketujuh sangkakala merupakan
penghakiman seri kedua dari penghukuman yang Allah berikan kepada seluruh
makhluk di bumi ini. Dalam Masa Tribulasi akan banyak penderitaan yang tidak
pernah terjadi sebelumnya.
Dengan terbunuhnya sepertiga penduduk
dunia, ditambah dengan seperempat yang lain yang binasa karena bencana alam,
peperangan, dan serangan binatang buas (Why. 6:8), serta sejumlah besar orang
tewas mengkonsumsi air pahit yang mengandung racun (Why. 8:11), diperkirakan
jumlah polulasi dunia tersisa kurang dari lima puluh persen.[14]
3)
Tujuh Cawan Murka Allah
Ternyata
Antikristus dan para pengikutnya diseluruh dunia belum juga bertobat dengan
adanya murka Allah. Sebaliknya mereka menyakiti hati Allah dan menyembah
roh-roh jahat dan berhala buatan tangan manusia (Why. 9:20-21). Sebab itu
Kristus mengutus malaikat khusus untuk memperingati dunia. Barang siapa
didapati telah menyembah Antikristus dan patungnya (Why. 13:14-15) atau
menerima tanda 666 pada dahi dan tangannya (Why. 13:18), ia akan minum “cawan
murka” Allah yang berisi serangkaian siksaan lebih dahsyat lagi (Why. 14:9-11).
Ketujuh
malaikat dengan ketujuh malapetaka keluar dari Bait Suci, mereka berpakaian
lenan yang putih yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan
ikat pinggang emas. Kepada ketujuh malaikat tersebut diberikan ketujuh cawan
dari murka Allah oleh salah satu dari keempat makhluk (Wahyu 15:6-7).
Cawan
pertama ditumpahkan oleh
malaikat yang pertama. Cawan ini mengakibatkan munculnya penyakit bisul yang
jahat dan berbahaya melanda semua manusia yang mengikuti Antikristus di seluruh
dunia (Why. 16:2). Penyakit ini terus menerus menyerang tubuh sehingga manusia
yang diam di bumi merintih karena kesakitan yang hebat yang tak kunjung sembuh
(Why. 16:10-11).
Cawan kedua malaikat menumpahkan
cawan yang kedua yang menyebabkan air laut menjadi darah, seperti darah orang
mati sehingga matilah semua yang hidup di laut (Why. 16:3). Air laut yang
menjadi darah orang mati menggambarkan betapa luar biasanya kesengsaraan yang
menimpa setiap orang di dunia pada masa tribulasi. Peristiwa tersebut
menimbulkan penyakit yang mematikan dan tak terobati.
cawan
ketiga menyebabkan sungai-sungai dan seluruh
mata air di bumi menjadi darah. Welly P. Mengutip perkataan Walvoord “pengubahan samudera menjadi darah merupakan
hukuman setimpal bagi Antikristus yang telah menumpahkan darah hamba-hamba
Allah dimasa Tribulasi”.[15]
Cawan
keempat penumpahan cawan
mengakibatkan semua penduduk dunia menderita luka bakar, namun tidak sampai
mengalami kematian. Tujuan murka ini hanya untuk menyiksa mereka dengan
menghanguskan tubuh mereka dengan api sepanas matahari (Why. 16:8-9). Target
Allah pada cawan keempat ini yaitu untuk menimbulkan kesengsaraan yang besar
melalui daya panas yang luar biasa. Karena itu, Tuhan menumpahkan bencana
tersebut keatas matahari sehingga menimbulkan malapetaka panas api yang luar
biasa serta menghasilkan api dahsyat yang menyengsarakan semua manusia di bumi.
Cawan
kelima karena penyesat
tetap tidak bertobat dan memuliakan Allah, bahkan mereka terus menerus
menghujat Allah yang Kudus (Why. 16:9). Allah mencurahkan murka lebih berat
lagi melalu cawan murka yang kelima keatas binatang yang minta di sembah
sebagai Allah itu (2 Tes. 2:4).
Akibatnya mereka merintih kesakitan karena kegelapan yang dahsyat dan
bisul serta luka bakar yang mereka derita (Why. 16:10-11), namun penyesat
tersebut tetap tidak bertobat.
Cawan
keenam menyebabkan air
sungai Efrat yang menjadi kebanggaan dunia saat itu menjadi kering (Why.
16:12-14). Dengan keringnya sungai Efrat, secara kronologis saat kedatangan
Mesias sudah dekat dan peperangan dunia yang di kenal dengan pertempuran
Harmagoden juga sedang dipersiapkan. Ketika sungai Efrat sudah kering jalur itu
menjadi terowongan besar yang memungkinkan para raja dan panglima perang dari
timur serta pasukannya datang melaluinya (Why. 16:12). Maka terjadilah
peperangan terdahsyat yang belum pernah terjadi dalam sejarah politik peradaban
dunia, dimana seluruh angkatan perang dunia dengan persenjataan dan teori
perang modern bertempur dengan sengit melawan Kristus dalam peperangan
Harmagoden (Why. 16:12-16). Tetapi Panglima sorgawi itu secara gemilang
menghancurkan laskar-laskar Antikristus tersebut (Why. 17:14; 19:15-16).
Cawan
ketujuh mengakibatkan
penderitaan dan siksaan yang di alami oleh manusia menjadi semakin berat.
Malaikat menumpahkan cawannya ke angkasa. Maka memancarlah kilat dan menderulah
bunyi guruh dan terjadilah gempa bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya
(Why. 16:17-18). Cawan tersebut mengakibatkan bumi goncang, kota-kota runtuh,
dan hujan es besar seberat seratus pon jatuh menimpa manusia di bumi (Ay. 21).
Kekacauan secara geografis terjadi. Semuanya ini merupakan gejolak topgrafi
literal dan tidak mengacu pada politik kehancuran dunia.
Meskipun
peristiwa yang sangat menyiksa terjadi, Antikristus dan semua manusia di bumi
yang mengikutinya tetap tidak ingin bertobat. Sebaliknya dengan penuh
keangkuhan para penyesat itu menghujat Allah meskipun siksaan sangat berat
terus menerus hingga pada hari permusuhan secara sempurna tiba (Why. 19:19-21;
20:10).
Ketujuh cawan emas dari murka Allah
merupakan seri ketiga dan terakhir dari penghukuman Allah atas dunia ini. Setiap
cawan berisi murka Allah atas setiap dosa-dosa dalam dunia ini.“Kesimpulan dari penghakiman ini akan membawa
manusia pada akhir Masa Kesusahan dan pada Kedatangan Kristus kedua kali yang
mulai memerintah di bumi.’[16]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Masa Tribulasi merupakan suatu masa
yang penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan.
Kesusahan Besar akan terjadi pada masa ini, penderitaan dan kesengsaraan
yang luar biasa dan belum pernah terjadi di bumi sebelumnya. Masa ini berlangsung dengan tiga seri penghukuman
yang dahsyat dan dicatat di dalam kitab Wahyu.
Ketiga seri penghukuman tersebut antara lain adalah tujuh materai, tujuh
sangkakala dan tujuh cawan. Semua
penghukuman tersebut merupakan murka Allah yang ditumpahkan ke atas dunia yang
berdosa.
Masa
Tribulasi berlangsung selama tujuh tahun, dan masa ini terjadi setelah peristiwa pengangkatan
gereja Tuhan. Selama tujuh tahun
tersebut, secara bergantian penghukuman Allah atas dunia ini akan berlangsung.
Dengan
demikian masa itu tidak dapat disamakan dengan keadaan pada masa ini, sebab
pada Masa Tribulasi akan banyak penderitaan, bencana, dan sebagian besar
makhluk di bumi akan lenyap oleh karena penghukuman Allah. Selain kisah tentang penghukuman atas dunia
ini, pada Masa Tribulasi juga akan menjadi masa dimana Tuhan akan datang untuk
kedua kalinya ke dunia ini. Setelah Masa
Tribulasi ini usai, maka kerajaan seribu tahun akan berlangsung di bumi dengan
Kristus sebagai Raja.
[3] Harold V. Lolowang, 2012, Akhir Zaman
Atau Zaman Baru? (Yogyakarta: ANDI, 2010),hal. 2
[4] Appendix 5: The Doctrine of the Tribulation
[5] Welly
Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika,
(Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 130.
[6] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta:
ANDI, 2010), hal. 283.
[7]Ensiklopedi Alkitab Masa Kini A-L
(Jakarta: Bina Kasih/OMF, 1992), 368.
[8] Welly
Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika,
(Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 133-134
[9] Chris Marantika, Eksposisi Kitab Wahyu (Yogyakarta),
35-36.
[10] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI,
2010), 286.
[11] Dave Hagelberg, Tafsiran Kitab Wahyu Dari Bahasa Yunani
(Yogyakarta : Andi, 1997)
[12] Welly
Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika,
(Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 157
[13] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI,
2010), 296.
[14] Welly
Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika,
(Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 164
[15] Welly
Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika,
(Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 166.
[16] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar
2 (Yogyakarta: ANDI, 2010), 300.