Selasa, 10 Juni 2014

Masa Tribulasi



PAPER
PERISTIWA-PERISTIWA PADA MASA TRIBULASI DALAM KITAB WAHYU
Paper Ini Dibuat Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mata Kuliah
Dogmatika IV (Eskatolgi)


 


                                                           

Disusun Oleh:



Disusun oleh:
Nama              : Sayani Hia
                                                Semester         : IV (Empat)
NIM                 : 130203
Mata Kuliah    : Dogmatika IV (Eskatologi)
Dosen              : Ev. Arrhenius Petwien Gunde, M.Th


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BETHESDA
BEKASI, 2014





 

BAB I
PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Masa Kesengsaraan atau masa Tribulasi merupakan suatu peristiwa masa depan yang diungkapkan oleh Rasul Yohanes dalam kitab Wahyu. Masa tersebut kemudian banyak diperbincangkan dan beberapa orang Kristen memberikan pernyataan yang berkaitan tentang waktu dari masa kesusahan ini. Salah satunya adalah pernyataan tentang masa lalu di tahun 2012, merupakan suatu masa dari masa Tribulasi.
Sakit-persalinan sudah selesai, ini adalah masa kesengsaraan (Tribulasi). Bagi mereka yang sekarang masih meragukannya, ini adalah masa kesengsaraan yang terkasih. Kalian akan melihatnya sedikit dan kemudian AKU akan memberikan tanda untuk Kedatangan ANAKKU yang segera. DIA akan datang sangat segera sekarang, jadi jangan biarkan diri kalian terganggu atau disesatkan oleh sesuatu atau seseorang.[1]
Kemudian pernyataan Leo Zagami, seorang keturunan keluarga Illuminati, yang telah pindah agama, dan memilih Islam sebagai agama barunya.
Dia mengatakan bahwa dunia sedang memasuki masa tujuh tahun "kesengsaraan" yang akan diisi dengan berbagai gejolak dan kerusuhan sosial, gejolak keuangan dan perang di Timur Tengah. Amerika Utara terlindungi akan tetapi tidak akan bertahan lama. Dia mengharapkan kita akan "melihat cahaya" pada tahun 2019 namun ia "tidak tahu berapa  banyak yang akan bertahan hidup." Dia menyebutkan rencana Illuminati untuk membunuh 3/4 dari penduduk dunia tetap sesuai rencana. Leo percaya bahwa Paus Benediktus adalah Anti-Kristus. Dia mengatakan lawan-lawannya dan Vatikan berada dalam kubu yang melawan Berlusconi. Paus mengucilkan Berlusconi.[2]
Masa tujuh tahun ini akan dimulai sejak 21 Desember 2012, “Dengan berlalunya tanggal 21 Desember 2012 dan tidak terjadi apa-apa, maka hal itu merupakan awal kekacauan yang akan berlangsung selama tujuh tahun. Selain itu ramalan yang fenomenal tentang kiamat adalan ramalan dari suku Maya, yang menyatakan bahwa 21 desember 2012 adalah akhir dari  peradaban manusia. Harold V. Lolowang dalam buku 2012 Akhir Zaman Atau Zaman Baru? Mengatakan:
Konon informasi ini didapatkan dari astronom purba suku Maya yang pernah hidup di sekitar Meksiko, Honduras dan Guatemala sekarang. Berdasarkan manuskrip  peninggalan suku Maya, diramalkan bahwa pada 21 Desember 2012 akan muncul gelombang galaksi yang sangat dahsyat yang menyebabkan bumi terguncang. Bumi akan seperti pesawat yang tak berdaya yang terguncang-guncang memasuki daerah turbulensi. Akibatnya segala aktivitas di bumi akan terhenti karena bumi akan terbongkar dan porak- poranda. Nasib bumi akan berakhir pada hari yang penuh tanda tanya itu.[3]
Pernyataan-pernyataan ini tidak lantas dapat dibenarkan, sebab banyak bukti Alkitab yang tidak sesuai dengan apa yang dinyatakan tersebut. Sebab rasul Yohanes telah menuliskan dengan seksama bahwa peristiwa Masa Kesengsaraan akan dinyatakan dengan berbagai macam  peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena latar belakang masalah di atas, maka penulis akan menulis paper dengan judul “Peristiwa-Peristiwa Pada Masa Tribulasi Dalam Kitab Wahyu”.

2.        POKOK MASALAH
Sesuai dengan latar belakang yang penulis paparkan di atas maka ada beberapa pokok masalah yang akan di jelaskan dalam paper ini, untuk memberikan pengertian kepada para pembaca supaya lebih memahami apa itu Tribulasi dan peritiswa apa saja yang termasuk dalam Tribulasi.
Pokok masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah sebagai berikut:
·         Apakah yang dimaksudkan oleh masa Tribulasi?
·         Apakah Tujuan Tribulasi?
·         Apakah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa Tribulasi?


3.        TUJUAN PENULISAN PAPER
Tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
·         Memberikan penjelasan dan pembahasan tentang Tribulasi.
·         Memberikan pemahaman tentang tujuan Tribulasi dan kapan Tribulasi itu terjadi.
·         Membahas dan menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Tribulasi.



























BAB II
MASA TRIBULASI
1.        TRIBULASI
Masa Tribulasi sering juga disebut dengan Masa Kesengsaraan, yaitu suatu masa yang akan berlangsung setelah pengangkatan gereja Tuhan dan berakhir pada pemerintahan kerajaan seribu tahun. Kata "kesengsaraan" berasal dari kata Yunani thlipsis yang berarti “penderitaan, keadaan yang menyusahkan.” Secara umum kata ini digunakan untuk berbagai macam pencobaan, penderitaan atau tekanan yang dialami oleh manusia sepanjang hidup, dan yang paling utama adalah gereja dan kesusahannya di dunia ini ( Kis 7:10-11; 11:19; Rom 5:3;. Wahyu 1:9; 2:9, 10, 22).[4]
 Menurut Welly Pandensong dalam bukunya Eskatologi biblika Tribulasi adalah
Tribulasi adalah masa kesengsaraan yang dahsyat sebagai akibat dari tindakan Antikristus dan murka Allah yang sangat mengerikan yang menimpa semua umat manusia yang diam di bumi pada saat itu (Why. 3:10).[5]
Masa Tribulasi ini dituliskan dalam Wahyu 4-18, yang diuraikan dengan berbagai macam peristiwa alam yang akan terjadi. Masa ini merupakan masa yang akan dijalani dengan penuh kesusahan dan kesengsaraan oleh seluruh makhluk yang ada di bumi.  “Penghukuman Allah secara universal akan membawa dampak yang sedahsyat air bah pada masa Nuh (Kej. 6). Charles C. Dalam bukunya Theologi Dasar 2 mengatakan bahwa
Dalam menjelaskan masa kesusahan besar, Tuhan berkata bahwa masa ini akan menjadi masa „yang belum pernah terjadi, sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan pernah terjadi lagi‟ (Matius 24:21). Waktu ini merupakan waktu kesusahan yang unik dalam sejarah dunia. Ada banyak kesusahan atau kesulitan hidup oleh karena Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan murid-murid-Nya, “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan.” (Yoh. 16:23. Dua ciri yang akan membedakan Masa kesusahan dari kesulitan lainnya. Pertama, Masa Kesusahan Besar ini terjadi di seluruh dunia, tidak di suatu tempat saja, seperti yang dikatakan dalam janji pembebasan (Wahyu 3:10) dan sebagaimana dijelaskan secara rinci tentang penghakiman dalam kitab Wahyu. Penganiayaan di suatu tempat dan malapetaka pada saat ini bukanlah permulaan Masa Kesusahan, sebab waktu itu akan mempengaruhi seluruh dunia.[6]
Masa Kesengsaraan atau Tribulasi merupakan suatu masa yang telah lama dinubuatkan, dan nabi-nabi dalam Perjanjian Lama telah berulang kali menyatakan tentang kedahsyatan hari itu.  Yoel 2:2, “Suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.”
Zefanya 1:18, “Mereka tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas mereka pada hari kegemasan TUHAN, dan seluruh bumi akan dimakan habis oleh api cemburu-Nya; sebab kebinasaan, malah kebinasaan dahsyat diadakan-Nya terhadap segenap penduduk bumi.”  Penggambaran yang begitu dahsyatnya tentang suatu hari dari dicurahkannya kebinasaan atas seluruh bumi.  Masa Kesusahan Besar ini sering disebutkan sebagai Hari TUHAN, (Zefanya 1:14), hari yang tidak akan belum pernah terjadi dan tidak akan pernah lagi terjadi setelah masa itu berlalu.
Pada zaman Perjanjian Lama, nabi-nabi menyinggung Masa Tribulasi ini sebagai Hari Tuhan. Dan menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini memberikan beberapa pengertian tentang hari Tuhan sebagai berikut:
Jadi Hari TUHAN ialah saatnya Yahweh secara aktif bertindak menghukum dosa yang sudah mencapai puncaknya.  Hukuman ini bisa saja datang melalui penyerbuan (Amos 5 dan 6; Yesaya 13; Yehezkiel 13:5), atau melalui bencana alam, seperti serangan belalang (Yoel 1 dan 2).  Semua campur tangan yang lebih kecil mencapai puncaknya pada kedatangan Tuhan secara nyata.  Pada hari itu orang yang bertobat dan percaya akan diselamatkan (Yoel 2:28-32), tapi orang yang tetap memusuhi Tuhan, biar Yahudi atau bukan, akan dihukum.  Hari itu mempunyai akibat-akibat alami juga terhadap alam semesta.[7]
Penindasan luar biasa dilakukan oleh kekaisaran Roma yang bangkit kembali sebagaimana di jelaskan di dalam Dan. 7:7-8. Binatang yang dilukiskan dalam wahyu 7-8 merupakan profil baru kekaisaran roma dengan sepuluh tanduknya, yaitu menggambarkan sepuluh raja dalam kerajaan. Kekaisaran tersebut akan diperintahkan oleh seorang ditaktor, yakni tanduk kecil yang digambarkan dalam Daniel 7:8, atau Antikristus yang menentang Kristus dan menghujat Allah serta warga sorga (Why. 13:5-10).
Pada awal Tribulasi pemimpin durhaka itu, membuat perjanjian dengan Israel. Perjanjian tersebut akan mempersatukan blok tersebut dengan bangsa Yahudi, sehingga bangsa pilihan Allah tersebut dapat mulai membangun kehidupan agama Yahudi seperti dahulu kala.
Perlindungan Antikristus terhadap bangsa Yahudi tersebut memungkinkan Israel untuk membangun Bait Allah di Yerusalem (Why. 7:15; 11:1; 15:8) sebagai pusat kegiatan keagamaan mereka. Tetapi ditengah masa kesusahan manusia durhaka itu memutuskan perjanjian damai dengan bangsa Israel. Ia menghujat Allah serta meminta dunia untuk menyembahnya sebagai Allah (Why. 13:8).

2.        TUJUAN TRIBULASI
Alkitab menyebutkan adanya beberapa tujuan dari masa kesengsaraan (Tribulasi). Dalam buku Eskatologi Biblika yang ditulis oleh Welly Pandensong mencatat tujuan Tribulasi yaitu
a.      Tribulasi mempersiapkan Israel sebagai bangsa untuk menyambut dan menerima kedatangan mesias. Sebab itu Tribulasi disebut masa “kesusahan bagi Yakub”. Dengan adanya kesukaran yang dahsyat banyak orang Yahudi akan bertobat (Wahyu 7:1-8).
b.      Tribulasi memberikan kesempatan teralhir bagi bangsa-bangsa lain untuk menerima Yesus (Wahyu 7:9).
c.       Tribulasi menjadi hukuman atau murka yang setimpal bagi bangsa-bangsa atau orang yang menolak Kristus (Why.3:10; 6:5).[8]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tujuan Tribulasi. Pertama, Tribulasi adalah untuk membuktikan kepalsuan pernyataan Iblis (Kej. 3:1-7). Kedua, untuk mempersiapkan para martir dan himpunan bangsa-bangsa non-Yahudi yang percaya sehingga mereka masuk kedalam kerajaan seribu tahun (Wahyu 6:9-11). Ketiga, Tribulasi adalah untuk menghukum dan membasmi orang-orang atau bangsa kafir yang menolak Kristus (Why. 19:15,21).
3.        PERISTIWA-PERISTIWA PADA MASA TRIBULASI
Ada berbagai macam peristiwa yang akan terjadi selama masa Tribulasi.  Hal ini digambarkan dengan begitu mengerikan oleh kitab Wahyu 6-19.“Disamping itu terdapat selingan berupa peristiwa-peristiwa di antara kejadian-kejadian dahsyat di masa Tribulasi (antara Ps. 4-18).  Dalam buku Eksposisi kitab Wahyu yang ditulis oleh Chris Marantika menuliskan beberapa selingan-selingan tersebut antara lain:
1.      144.000 orang beriman asal Yahudi yang dimateraikan (7:1-8).
2.      Orang-orang percaya non-Yahudi di masa Tribulasi (7:9-17).
3.      Malaikat tertinggi yang kuat dengan gulungan kecil (10)
4.      Dua saksi (11:3-12).
5.      Israel dan Naga (12).
6.      Dua bintang besar (13).
7.      144.000 bersama Kristus di Zion (14:1-5).
8.      Dua malaikat dengan Injil kekal (14:6-7).
9.      Pengumuman tentang kejatuhan Babel (14:8).
10.  Peringatan terhadap para penyembah bintang itu (14:9-12).
11.  Tuaian dan kilangan (14:14-20).
12.  Penghancuran Babel (17:1-19:3).[9]
Charles C. Ryrie,  dalam bukunya Teologi Dasar 2 menuliskan bahwa: Wahyu 6-19 menjelaskan Masa Kesusahan dengan rinci. Kita membaca bahwa ada tiga seri penghukuman. Seri pertama dihubungkan pada pembukaan tujuh materai dari satu gulungan, yang kedua dihubungkan pada peniupan sangkakala, dan yang ketiga pencurahan isi tujuh cawan.[10]
Berikut ini uraian kejadian dahsyat yang akan berlangsung dan silih berganti selama Masa Kesusahan Besar itu berlangsung.



1)        Tujuh Materai
Wahyu 5:1 menjelaskan bahwa Yohanes melihat Dia yang duduk di atas takhta sedang memegang sebuah gulungan kitab di tangan kanan-Nya. Pada gulungan kitab itu terdapat tulisan di sebelah dalam dan di sebelah luarnya. Gulungan kitab ini memiliki materai sebanyak tujuh buah materai, yang kemudian menyatakan penghakiman bagi dunia ini.
Satu persatu materai dibuka oleh Anak Domba dan setiap pembukaan materai demi materai dari gulungan kitab itu, akan diikuti dengan terjadinya bencana di atas bumi.  “Ingatlah, hukuman ini berasal dari surga, bukan dari Iblis atau Anti-Kristus. Bumi ini dihakimi Allah. Juga, gulungan kitab itu (surat wasiat untuk "barangsiapa yang menang") sedang dibuka oleh Tuhan, bukan oleh Iblis.”[11]
Peristiwa yang terjadi diakibatkan oleh pembukaan materai menunjukkan bahwa kedahsyatan peristiwa itu menghancurkan dan membinasakan sebagian besar dari manusia yang ada di dunia. Peristiwa pada Masa Tribulasi hanya berlangsung selama tujuh tahun, ini menunjukkan bahwa zaman sekarang ini tidak termasuk dalam Masa Tribulasi. Berikut ini menjelaskan tentang peristiwa dari pembukaan tujuh materai :
Materai pertama memperlihatkan seekor kuda putih yang ditunggangi oleh seorang pemenang yang mengenakan mahkota kemenangan (Why. 6:2). Namun, penunggang kuda tersebut berbeda dengan penunggang kuda putih dalam Why. 19:11-12 yaitu Kristus yang turun  dari sorga dengan mengenakan mahkota bersama para saleh-Nya untuk mengalahkan Antikristus menjelang kerajaan seribu tahun. Kuda putih ini menunjuk kepada Antikristus sebagai pahlawan tanpa tandingan dan tak terkalahkan dalam pemerintahannya (Why. 13:4) sebelum ia dihancurkan oleh Kristus (Why. 19:19-20).
Materai kedua memperkenalkan seekor kuda merah padam sebagai gambaran dari peperangan dan pertumpahan darah yang akan terjadi di dalam masa Tribulasi (Why. 6:3-4). Materai kedua mengungkapkan tentang adanya peperangan besar yang akan terjadi menjelang kedatangan Kristus yang ke dua ke bumi (Mat. 24:6-7). Namun pada akhirnya, Kristus akan menumpaskan dan menaklukkan mereka sehingga menimbulkan kekalahan yang sangat memalukan pada pihak musuh (Yes. 27:1, 41:2, 65:12).
Materai ketiga menunjukkan seekor kuda hitam yang ditunggangi oleh seorang yang memegang timbangan di tangannya. Ini menggambarkan bencana kelaparan dahsyat yang melanda dunia. Perkataan secupak gandum sedinar dan tiga cupak jelai sedinar, tetapi janganlah rusakkan minyak dan gandum itu (Why. 6:5-6), menerangkan tragedi berdarah melalui peperangan yang melanda dunia dan meyebabkan timbulnya kelaparan yang dahsyat. Kelaparan tersebut khusus daerah pertempuran.
Materai keempat memperlihatkan seekor kuda hijau kuning yang menggambarkan bencana kematian yang mengakibatkan seperempat dari penduduk dunia musnah, baik melalui pedang, kelaparan, wabah sampar ganas dan binatang-binatang buas (Why. 6:7-8).
Welly pandensong mencatat pada suatu ketika masa tribulasi akan terjadi tragedi dan malapetaka yang sangat mengerikan, yaitu adanya kematian dari sejumlah besar penduduk bumi yang diakibatkan oleh kumulasi peperangan yang terjadi, baik yang tinggal di pedalaman, dipedesaan, hingga di daerah dan perkotaan.[12]
Materai kelima memperkenalkan jiwa-jiwa yang terbunuh di bawah mezbah karena memberitakan Firman Allah atau karena kesaksian tentang Kristus di masa tribulasi (Why. 6:9-11). Penderitaan yang tidak terlukiskan ini membuktikan kebenaran ungkapan dan peringatan Yesus yang menyatakan bahwa masa itu merupakan hari malapetaka sedunia yang tidak ada taranya (Mat. 24:21).
Materai keenam memperkenalkan gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah bagaikan darah.  Bintang-bintang berjatuhan, langit menyusut, gunung-gunung dan pulau tergeser dari tempatnya. Semua orang bersembunyi di dalam gua dan celah-celah batu karang (Why. 6:12-17).
Materai ketujuh Sorga sunyi senyap selama setengah jam dan ketujuh malaikat berdiri dihadapan Allah dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala (Why. 8:1-2).

2)        Tujuh Sangkakala
Tujuh sangkakala merupakan peristiwa setelah ketujuh materai selesai dibuka Wahyu 8:2, “Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.”  Ketujuh malaikat yang memegang sangkakala ini akan secara bergantian meniupkan sangkakala mereka, dan setiap bunyi sangkakala yang ditiupkan menghasilkan penghakiman atas dunia ini (Wahyu 8-11).
Dimasa pertengahan Masa Kesusahan (tiga setengah tahun) dalam hubungannya dengan Alkitab tidak menyatakannnya dengan jelas, akan tetapi banyak orang yang berpikir bahwa pertengahan tersebut pada sangkakala yang pertama atau hukuman bala yang pertama (merupakan yang pertama atau sangkakala yang kelima). Penghakiman sangkakala terus berlanjut sampai akhir tahun periode Masa kesusahan tersebut.[13]
Sangkakala pertama mendatangkan bencana yang menakutkan. Ia mengakibatkan hujan es dan api, bercampur darah, dan semuanya itu dilemparkan kebumi maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau (Why. 8:7). Tindakan adikodrati Allah ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada sistem kendali alam dan berdampak pada kehancuran panen dunia sehingga kelaparan tidak dapat terelakkan.
Sangkakala kedua menyebabkan sesuatu seperti gunung besar yang menyala-nyala dilemparkan kedalam laut. Akibatnya sepertiga air laut menjadi darah, sepertiga makhluk laut yang bernyawa mati, dan sepertiga kapal-kapal dunia binasa (Why. 8:8-9). Kondisi dunia yang tidak kondusif karena pencemaran alam mengancam kesehatan penduduk dunia.
Sangkakala ketiga menyebabkan bintang besar bernama Apsintus yang menyala bagaikan obor jatuh ke bumi dan menerpa sepertiga sungai-sungai dan mata air tawar serta menyebabkan spepertiga dari air bersih di dunia terkontaminasi dengan racun Apsintus yang mematikan sejumlah penduduk bumi (Why. 8:10-11). Benda mematikan itu dipakai Allah untuk menghukum manusia durhaka dan para pengikutnya dalam masa Tribulasi.
Sangkakala keempat menimbulkan kegelapan di bumi. Akibatnya sepertiga dari bumi, matahari, dan bulan terpukul dan tidak  berfungsi sehingga sepertiga dari siang dan sepertiga dari malam tidak bercahaya (Why. 8:12). Kata celaka (Why. 8:13) yang di ulang tiga kali itu menerangkan bahwa semua murka tersebut digenapi dan terjadi secara nyata dan literal serta dialami oleh semua penduduk bumi yang menolak Anak Domba itu.
Sangkakala kelima memperlihatkan bencana yang lebih mengerikan yaitu bala belalang yang dahsyat seperti kuda perang yang memiliki sengatan seperti kalajengking. Hewan mematikan tersebut di perintahkan Tuhan untuk menyiksa semua orang di bumi yang tidak mengenakan materai Allah di dahinya. Siksaan tersebut tidak dapat diatasi secara medis dan dapat dialami secara sadar selama lima bulan tanpa penurunan rasa sakit (Why. 9:1-5).
sangkakala keenam menyebabkan dilepaskannya dua puluh ribu laksa pasukan tentara berkuda yang berasal dari dekat sungai Efrat untuk membunuh sepertiga jumlah penduduk dunia saat itu (Why. 9:13-19). Kendaraan perang yang terdiri dari kuda berkepala seperti singa, mulutnya mengeluarkan api, asap, dan belerang serta memiliki ekor seperti ular menyebabkan terbunuhnya sepertiga penduduk manusia.
Sangkakala ketujuh mendorong tampilnya paduan suara yang menyanyikan pujian bagi Kristus, Tuhan kita, sebagai Raja yang perkasa untuk selama-lamanya (Why. 11:15-18).
            Ketujuh sangkakala merupakan penghakiman seri kedua dari penghukuman yang Allah berikan kepada seluruh makhluk di bumi ini. Dalam Masa Tribulasi akan banyak penderitaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Dengan terbunuhnya sepertiga penduduk dunia, ditambah dengan seperempat yang lain yang binasa karena bencana alam, peperangan, dan serangan binatang buas (Why. 6:8), serta sejumlah besar orang tewas mengkonsumsi air pahit yang mengandung racun (Why. 8:11), diperkirakan jumlah polulasi dunia tersisa kurang dari lima puluh persen.[14]

3)        Tujuh Cawan Murka Allah
Ternyata Antikristus dan para pengikutnya diseluruh dunia belum juga bertobat dengan adanya murka Allah. Sebaliknya mereka menyakiti hati Allah dan menyembah roh-roh jahat dan berhala buatan tangan manusia (Why. 9:20-21). Sebab itu Kristus mengutus malaikat khusus untuk memperingati dunia. Barang siapa didapati telah menyembah Antikristus dan patungnya (Why. 13:14-15) atau menerima tanda 666 pada dahi dan tangannya (Why. 13:18), ia akan minum “cawan murka” Allah yang berisi serangkaian siksaan lebih dahsyat lagi (Why. 14:9-11).
Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka keluar dari Bait Suci, mereka berpakaian lenan yang putih yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang emas. Kepada ketujuh malaikat tersebut diberikan ketujuh cawan dari murka Allah oleh salah satu dari keempat makhluk (Wahyu 15:6-7).
Cawan pertama ditumpahkan oleh malaikat yang pertama. Cawan ini mengakibatkan munculnya penyakit bisul yang jahat dan berbahaya melanda semua manusia yang mengikuti Antikristus di seluruh dunia (Why. 16:2). Penyakit ini terus menerus menyerang tubuh sehingga manusia yang diam di bumi merintih karena kesakitan yang hebat yang tak kunjung sembuh (Why. 16:10-11).
 Cawan kedua malaikat menumpahkan cawan yang kedua yang menyebabkan air laut menjadi darah, seperti darah orang mati sehingga matilah semua yang hidup di laut (Why. 16:3). Air laut yang menjadi darah orang mati menggambarkan betapa luar biasanya kesengsaraan yang menimpa setiap orang di dunia pada masa tribulasi. Peristiwa tersebut menimbulkan penyakit yang mematikan dan tak terobati.
cawan ketiga menyebabkan sungai-sungai dan seluruh mata air di bumi menjadi darah. Welly P. Mengutip perkataan Walvoord “pengubahan samudera menjadi darah merupakan hukuman setimpal bagi Antikristus yang telah menumpahkan darah hamba-hamba Allah dimasa Tribulasi”.[15]
Cawan keempat penumpahan cawan mengakibatkan semua penduduk dunia menderita luka bakar, namun tidak sampai mengalami kematian. Tujuan murka ini hanya untuk menyiksa mereka dengan menghanguskan tubuh mereka dengan api sepanas matahari (Why. 16:8-9). Target Allah pada cawan keempat ini yaitu untuk menimbulkan kesengsaraan yang besar melalui daya panas yang luar biasa. Karena itu, Tuhan menumpahkan bencana tersebut keatas matahari sehingga menimbulkan malapetaka panas api yang luar biasa serta menghasilkan api dahsyat yang menyengsarakan semua manusia di bumi.
Cawan kelima karena penyesat tetap tidak bertobat dan memuliakan Allah, bahkan mereka terus menerus menghujat Allah yang Kudus (Why. 16:9). Allah mencurahkan murka lebih berat lagi melalu cawan murka yang kelima keatas binatang yang minta di sembah sebagai Allah itu (2 Tes. 2:4).  Akibatnya mereka merintih kesakitan karena kegelapan yang dahsyat dan bisul serta luka bakar yang mereka derita (Why. 16:10-11), namun penyesat tersebut tetap tidak bertobat.
Cawan keenam menyebabkan air sungai Efrat yang menjadi kebanggaan dunia saat itu menjadi kering (Why. 16:12-14). Dengan keringnya sungai Efrat, secara kronologis saat kedatangan Mesias sudah dekat dan peperangan dunia yang di kenal dengan pertempuran Harmagoden juga sedang dipersiapkan. Ketika sungai Efrat sudah kering jalur itu menjadi terowongan besar yang memungkinkan para raja dan panglima perang dari timur serta pasukannya datang melaluinya (Why. 16:12). Maka terjadilah peperangan terdahsyat yang belum pernah terjadi dalam sejarah politik peradaban dunia, dimana seluruh angkatan perang dunia dengan persenjataan dan teori perang modern bertempur dengan sengit melawan Kristus dalam peperangan Harmagoden (Why. 16:12-16). Tetapi Panglima sorgawi itu secara gemilang menghancurkan laskar-laskar Antikristus tersebut (Why. 17:14; 19:15-16).
Cawan ketujuh mengakibatkan penderitaan dan siksaan yang di alami oleh manusia menjadi semakin berat. Malaikat menumpahkan cawannya ke angkasa. Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh dan terjadilah gempa bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya (Why. 16:17-18). Cawan tersebut mengakibatkan bumi goncang, kota-kota runtuh, dan hujan es besar seberat seratus pon jatuh menimpa manusia di bumi (Ay. 21). Kekacauan secara geografis terjadi. Semuanya ini merupakan gejolak topgrafi literal dan tidak mengacu pada politik kehancuran dunia.
Meskipun peristiwa yang sangat menyiksa terjadi, Antikristus dan semua manusia di bumi yang mengikutinya tetap tidak ingin bertobat. Sebaliknya dengan penuh keangkuhan para penyesat itu menghujat Allah meskipun siksaan sangat berat terus menerus hingga pada hari permusuhan secara sempurna tiba (Why. 19:19-21; 20:10).
            Ketujuh cawan emas dari murka Allah merupakan seri ketiga dan terakhir dari penghukuman Allah atas dunia ini. Setiap cawan berisi murka Allah atas setiap dosa-dosa dalam dunia ini.“Kesimpulan dari penghakiman ini akan membawa manusia pada akhir Masa Kesusahan dan pada Kedatangan Kristus kedua kali yang mulai memerintah di bumi.’[16]





BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Masa Tribulasi merupakan suatu masa yang penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan.  Kesusahan Besar akan terjadi pada masa ini, penderitaan dan kesengsaraan yang luar biasa dan belum pernah terjadi di bumi sebelumnya.  Masa ini berlangsung dengan tiga seri penghukuman yang dahsyat dan dicatat di dalam kitab Wahyu.  Ketiga seri penghukuman tersebut antara lain adalah tujuh materai, tujuh sangkakala dan tujuh cawan.  Semua penghukuman tersebut merupakan murka Allah yang ditumpahkan ke atas dunia yang berdosa.
Masa Tribulasi berlangsung selama tujuh tahun, dan masa  ini terjadi setelah peristiwa pengangkatan gereja Tuhan.  Selama tujuh tahun tersebut, secara bergantian penghukuman Allah atas dunia ini akan berlangsung.
Dengan demikian masa itu tidak dapat disamakan dengan keadaan pada masa ini, sebab pada Masa Tribulasi akan banyak penderitaan, bencana, dan sebagian besar makhluk di bumi akan lenyap oleh karena penghukuman Allah.  Selain kisah tentang penghukuman atas dunia ini, pada Masa Tribulasi juga akan menjadi masa dimana Tuhan akan datang untuk kedua kalinya ke dunia ini.  Setelah Masa Tribulasi ini usai, maka kerajaan seribu tahun akan berlangsung di bumi dengan Kristus sebagai Raja.




[1] Surat-Tuhan-ke-123, diakses dari : http://surattuhan
[2] Awal-Masa-Tujuh-Tahun-Kesengsaraan, diakses dari : http://www.akhirzaman.info
[3] Harold V. Lolowang, 2012, Akhir Zaman Atau Zaman Baru? (Yogyakarta: ANDI, 2010),hal. 2

[4] Appendix 5: The Doctrine of the Tribulation
[5] Welly Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 130.
[6] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI, 2010), hal. 283.
[7]Ensiklopedi Alkitab Masa Kini A-L (Jakarta: Bina Kasih/OMF, 1992), 368.
[8] Welly Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 133-134
[9] Chris Marantika, Eksposisi Kitab Wahyu (Yogyakarta), 35-36.
[10] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI, 2010), 286.
[11] Dave Hagelberg, Tafsiran Kitab Wahyu Dari Bahasa Yunani (Yogyakarta : Andi, 1997)
[12] Welly Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 157
[13] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI, 2010), 296.
[14] Welly Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 164

[15] Welly Pandensong, 2004, Eskatologi Biblika, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 166.
[16] Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta: ANDI, 2010), 300.